![]() | ||||||||||||||
Sabtu, 4 Februari 2023 | ||||||||||||||
| ||||||||||||||
http://situs.opi.lipi.go.id/manassa/
|
![]() ![]() ![]() |
|||||||||||||
Kegiatan :
Seminar Internasional, 8 Maret 2011, di Aula Pascasarjana IAIN Ar-Raniry Banda Aceh Tokyo University of Foreign Studies (TUFS) bekerja sama dengan Museum Negeri Propinsi Aceh, Pusat Kajian Pendidikan dan Masyarakat (PKPM), dan Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) akan menyelenggarakan seminar internasional dengan tema "Revitalisasi Manuskrip Aceh: Pemeliharaan dan Pelestarian Manuskrip sebagai Warisan Budaya Masa Lalu” pada 8 Maret 2011 di Aula Pascasarjana IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. Seminar ini pun melibatkan enam narasumber dari dalam dan luar negeri diantaranya adalah Prof. Miyazaki (TUFS),Dr. Shukri Yoh, MA (UKM), Prof. Dr. Maidir Harun (Kapusllitbang Lekutur Keagamaan Kemenag), Dr. Oman Fathurrahman, MA (Ketua Manassa Pusat), dan Nurdin Dewantara (Kepala Arsip)
Sepanjang sejarahnya, Aceh telah mewariskan artefak budaya berupa naskah-naskah tulisan tangan (manuscripts) yang sangat kaya. Sebagian manuskrip tersebut telah mendapat perhatian dan bahkan menjadi kunci utama bagi para peneliti dalam mengungkapkan sejarah peradaban Aceh masa lalu yang berkaitan dengan sejarah politik kerajaan, sosial budaya, ekonomi, agama, keilmuan, dan lain-lain. Akan tetapi, sebagiannya lagi masih menjadi benda kuno saja yang keberadaannya belum mendapat perhatian dari khalayak luas. Kini, karena usianya yang sudah ratusan tahun, ditambah dengan rendahnya kesadaran dan pengetahuan perawatan dari para pemiliknya, kondisi fisik manuskrip-manuskrip tersebut sudah rapuh dan bahkan sebagian terancam punah. Upaya-upaya dan aktifitas yang dilakukan untuk melestarikan dan mengambil manfaat dari manuskrip-manuskrip tersebut oleh berbagai pihak selama ini seolah belum juga memadai untuk menempatkan manuskrip-manuskrip tersebut sebagai sebuah objek yang menarik, baik sebagai sumber penelitian, sebagai objek wisata kebudayaan, maupun sebagai rujukan kehidupan sosial masyarakat. Salah satu kesan yang melekat dalam memori umum masyarakat berkaitan dengan manuskrip Nusantara ini tampaknya adalah hanya kekunoannya dan keterpencilannya dari kehidupan sehari-hari. Manuskrip umumnya dikesankan tidak memiliki kontribusi berarti bagi kehidupan sosial kemasyarakatan dalam konteks kekinian. Mereka yang memberikan perhatiannya juga masih terbatas pada peneliti bidang tertentu, seperti filologi, pustakawan, atau sejarawan saja, padahal kandungan isi manuskrip-manuskrip tersebut diyakini mencakup berbagai bidang kehidupan, seperti sosial budaya, ekonomi, agama, adat istiadat, dan bahkan sosial politik masyarakat masa lalu yang seyogyanya memiliki benang merah dan dapat memberikan kontribusi penting pada konteks masyarakat kekinian yang seringkali dianggap telah melupakan kearifan lokal sejarah masyarakatnya sendiri. Dalam beberapa tahun belakangan ini, Tokyo University of Foreign Studies (TUFS) telah menjalin kerja sama dengan sejumlah lembaga lokal dan nasional, seperti Museum Negeri Propinsi Aceh, Museum dan Yayasan Pendidikan Ali Hajsmy, Dayah Tanoh Abee, Pusat Kajian Pendidikan dan Masyarakat (PKPM), Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) untuk melakukan berbagai upaya pemeliharaan, pelestarian, dan pemanfaatan manuskrip-manuskrip Aceh yang tersimpan di sejumlah lembaga. Upaya-upaya yang telah dilakukan tersebut mencakup antara lain, penyusunan katalog, sosialisasi pentingnya pemeliharaan manuskrip, serta pelatihan tentang teknik restorasi. Dalam rangka untuk lebih mensosialisasikan semua hasil kegiatan yang telah dilakukan tersebut kepada khalayak yang lebih luas, TUFS merencanakan penyelenggaraan sebuah seminar internasional, yang akan melibatkan sejumlah narasumber dari dalam dan luar Negeri. Bentuk dan Tema Program Pelaksana Target dan Manfaat Program Pemakalah Tempat dan Waktu Pelaksanaan
|
|
|||||||||||||
| ||||||||||||||
|